Mengenal Adaptasi Obat Herbal dan Obat Kimiawi Bagi Manusia
Ditulis pada: 21 October 2015 | Kategori: Uncategorized
CERDAS SEHAT Dengan Mengenal Adaptasi Obat Herbal dan Obat Kimiawi Bagi Manusia
Banyak yang masih bingung memilih cara terbaik dalam pengobatan ataupun suplemen harian tubuhnya antara Obat Herbal dan Obat Kimiawi. Berikut kami memberikan sedikit gambaran untuk BISA Cerdas untuk kesehatan mereka yakni dengan artikel Mengenal Adaptasi Obat Herbal dan Obat Kimiawi Bagi Manusia ini. Saya lebih memilih menjadi Manusia atau mengajak Manusia Lain Cerdas bahwa Mereka sebenarnya lebih tau mana yang terbaik saat mereka sakit.
Anda pasti sudah sering mendengar tentang dua macam obat, yaitu obat herbal dan obat kimia.
Selama ini masyarakat mengartikan obat kimia sebagai penyembuh yang bereaksi cepat, harus sesuai anjuran dokter (karena bersifat keras), namun ada efek sampingnya.
Sedangkan obat herbal cenderung lambat dalam penyembuhannya, bisa dikonsumsi oleh siapa saja tanpa resep dokter, dan bebas efek samping.
Kenal Dulu Apa itu Obat Herbal ?
Obat herbal terbuat dari sumber yang berasal dari alam, yaitu tumbuhan/tanaman. Pada dasarnya tanaman yang dijadikan obat herbal adalah tanaman yang telah digunakan sebagai ramuan jamu tradisional sejak turun temurun dari leluhur.
Bisa jadi tumbuhan yang dipilih ada di sekitar kita (seperti kunyit dan temulawak), bisa juga tumbuhan langka (seperti tribulus dan macca). Masyarakat di jaman dulu meracik obat herbal dalam bentuk jamu tradisional, karena di jaman itu belum ada peralatan medis yang canggih seperti sekarang.
Lantas, kenapa kita harus mengkonsumsi obat herbal yang terkesan tradisional jika jaman sekarang semua sudah canggih? Simak ini :
(1) Konsumsi Herbal Tradisional karena dipercaya sejak zaman dulu
Herbal Tradisional dari tanaman dipercaya sudah sangat lama oleh nenek moyang kita manfaat dan khasiatnya, MESKI belum ada obat kimiawi. Lihat bukti nyata orang tua dan nenek buyut kita yang masih hidup atau semasa hidup kita lihat kesehatan dan kebugarannya lalu bandingkan dengan orang tua bahkan anak muda zaman sekarang.
(2)Perbandingan Obat Kiwiawi dan Obat Herbal Beradaptasi dengan Tubuh
Ketika tubuh kita menerima obat, biasanya tubuh membentuk suatu pertahanan pada zat-zat yang dianggap asing. Itulah sebabnya banyak orang berasumi obat = racun.
Saat Anda sakit, kemudian dokter memberikan obat-obatan yang bersifat keras namun telah disesuaikan dosisnya. Resep yang selalu disertakan adalah paracetamol (penahan rasa sakit) dan antibiotik (mengatasi infeksi bakteri).
Biasanya obat-obatan keras menimbulkan rasa kantuk, dan tidak boleh dikonsumsi lebih dari tiga hari berturut-turut agar tidak memicu kerusakan ginjal. Ini dikarenakan tubuh kita yang mulai terbiasa dengan obat kimia, membentuk pertahanan pada partikel obat kimia yang awalnya terasa asing, sehingga apabila dikonsumsi jangka panjang lama-kelamaan Anda tidak merasakan manfaat apa-apa.
Ginjal yang tugasnya menyaring darah dan menetralisir racun, menjadi kewalahan dan mengalami kerusakan dengan ditandai gejala: tubuh tidak mampu lagi menerima obat. Bukan berarti Anda tidak boleh mengkonsumsi obat kimia, namun yang ingin saya sampaikan adalah patuhi anjuran dokter dan jangan melebihi batas waktu 🙂
Berbeda dengan adaptasi obat kimiawi ternyata obat herbal yang berasal dari alam, sifatnya yang alami membuat obat herbal memiliki partikel yang dapat beradaptasi dengan tubuh manusia.
“ logika bahan alam : manusia dari tanah herbal adalah tanaman”
Contoh yang saya ambil adalah senyawa acetogenin pada daun sirsak. (ada herbal lainnya yah) Acetogenin ketika dimasukkan ke dalam tubuh manusia yang mengidap kanker, dapat mendeteksi adanya perkembangbiakan sel yang tidak wajar.
Acetogenin bergerak langsung menuju sel abnormal, tanpa membahayakan sel yang masih sehat. Ia menghambat perkembangan sel abnormal, sehinga sel abnormal tersebut gagal berkembang biak dan mati.
Itulah alasan kenapa orang di jaman dulu menggunakan air rebusan daun sirsak untuk menyembuhkan kanker.
Bisakah Kita Meracik Sendiri Obat Herbal ?
Pertanyaan itulah yang sering saya temukan selama berjualan obat herbal. Jika obat herbal yang ditawarkan terbuat dari bahan-bahan yang bisa ditemukan oleh semua orang, lalu kenapa harus membeli. Jawabannya adalah: tidak semua orang mampu melakukan sterilisasi.
Anda bisa menemukan daun sirsak dengan mudahnya, tapi tidak menjamin Anda dapat mensterilkan daun sirsak tersebut dengan cara yang sama seperti para ahli obat.
Di jaman dulu, lingkungan masih murni, belum begitu tercemar. Jadi setiap orang bisa meracik sendiri obat dengan cara tradisional asalkan diberi pengetahuan. Sedangkan jaman sekarang, polusi dimana-mana, hutan semakin berkurang, kecil sekali kemungkinan kita untuk mendapatkan bahan-bahan alami yang belum tercemar. Kecuali Anda tinggal di pedesaan terpencil.
Disinilah para ahli obat berperan, mereka menggunakan teknologi dan pengetahuan untuk mensterilkan bahan-bahan tersebut, mengumpulkan manfaatnya, dan menyajikannya dalam bentuk obat ke hadapan Anda.
Komunitas Herbal Shop berupaya mempermudah dan menjaga kealamian bahan herbal kami
Insyaallah – tujuan nya adalah memberikan Manfaat sebesar besarnya sumber daya alam nusantara untuk seluruh masyarakat pribumi Indonesia.
Mudah Adaptasi apakah bebas bahan kimia
Dalam proses pembuatannya, herbal mengalami proses kimiawi dari mulai sterilisasi, ekstraksi, produksi, inhalasi dan komputerisasi. Tidak ada yang namanya 100% alami. Namun yang perlu diketahui, penggunaan bahan kimia hanya digunakan untuk mempertahankan kandungan dari bahan alami itu sendiri.
Ahli medis yang terus melakukan penelitian, menciptakan obat sesempurna mungkin dengan meminimalisir efek samping. Obat herbal adalah hasilnya.
Kami sengaja menyediakan lebih banyak herbal kapsul tradisional asli Indonesia dalam bentuk serbuk. Tujuannya menjaga kealamian lebih awal, tanpa proses ekstraksi membantu mencegah tambahan bahan lain (alcohol, panas ekstraksi dll) yang terbentuk selama proses lanjutannya. Entah mungkin saja ada produsen herbal yang nakal bahkan legalitas sudah BPOM menambahkan yang lain.
Prinsipnya semakin sederhana prosesnya semakin sedkit bahan herbal hilang, semakin aman karena dosisnya rendah, meminimalisir adanya bahan selain bahan alami serbuknya, dan dari sisi harga akan murah karena biaya proses dikurangi hanya mencapai pengkapsulan dan pengemasan yang baik.
Dosis berperan “over kurang bagus, sedikit akan lama, tepat adalah ditengah tengah”. Tubuh manusia berbeda penyakit tingkatannya berbeda beda pula. Dosis secara alamiah sulit diterka, kadang buram meski menggunakan tehnologi canggih kedokteran saat ini.
Produk Kapsul Herbal serbuk alami kami insyaallah – mengambil prinsip sedikit jauh lebih aman asal konsumsi rutin harian, baik saat sakit atau sekedar pencegahan. Banyak testimoni dari beberapa konsumen ektrak muntah dsb berefek lebih cepat dalam membuang racun penyakit saat mengkonsumsi untuk penyembuhan penyakitnya.
Kondisi diatas bisa kita minimalisir justru dengan mengkonsumsi rutin yang ringan kapsul serbuk saja asal rutin dan jaga makanan dan minuman yang sehat untuk mendongkraknya.
Saya bukan dokter atau orang farmasi. Saya hanyalah seseorang yang mendedikasikan hidupnya pada kesejahteraan manusia dengan pengetahuan terbatas.
Bagi anda yang masih mengkonsumsi obat kimiawi – konsultasikan ke dokter dan cek tetap di dokter spesialisnya. Namun secara umum disepakati untuk konsumsi herbal dan obat dokter masih bisa selama mengikuti ketentuan ini berdasarkan kelarutan bahan obat dalam tubuh.
Beberapa literature online terkait hal ini “ aman selang minum obat dokter dan herbal antara 2-3 jam , hal ini untuk memberikan adaptasi yang pas ke dalam tubuh yang berpenyakit “
Jika Anda sakit berkonsultasilah ke dokter dan jika artikel ini bermanfaat silahkan gunakan tombol share untuk membagikannya agar pengetahuan ini tidak berhenti sampai di Anda.
Komentar dinonaktifkan: Mengenal Adaptasi Obat Herbal dan Obat Kimiawi Bagi Manusia
Maaf, form komentar dinonaktifkan untuk produk/artikel ini